Selasa, 19 April 2016

Perjuangkan Kemerdekaan Papua Barat yang 100%



Demo AMP tahun 2014. Foto: Ist.
Penulis: Patrick Yakobus*


Karena penjajah Indonesia dan kuasa Kapitalisme global  yang menjadi korni-kroninya meninabobokan kita dari perjalanan menuju kemerdekaanb Papua dan mengambil untung darinya, kuperingatkan kau saat ini: kemerdekaan 100% bangsa Papua yang lahir-batin hanya ada dari hasil perjuangan sendiri di atas semua daya dan kekuatan sendiri.

Melihat perkembangan dan arah pendangan gerakan-gerakan politik kita zaman ini, penting bagi kita untuk melihat dua haluan pandangan orang Papua saman ini yang berbeda, yakni kemerdekaan yang diimpikan akan diberikan oleh negara-negara, Perserikatan Bangsa-bangsa, oleh Tuhan, dan kepercayaan sejenisnya.

Kedua, pandangan bahwa kemerdekaan Papua Barat yang penuh dan utuh diraih melalui perjuangan bangsa Papua sendiri. Baiklah kita menelaah satu per satu. Kita lebihkan yang kurang dan kurangi yang lebih.

Hakikat Kemerdekaan

Dalam zaman semodern ini, masih saja orang Papua percaya, kemerdekaan akan diberikan oleh bangsa-bangsa tertentu, oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, oleh pengara-negara pasifik, dan negara-negara lain. Ada jugalah di antara kita muncul pandangan bahwa Papua akan dimerdekakan sendiri oleh Tuhan. Benarkah? Jawab: tidak!


Zaman ini, tak ada kemerdekaan hasil pemberian. Bila terkesan diberikan, pasti ada harga yang harus dibayar. Mau bukti? Banyak. Banyak bangsa-bangsa yang awalnya memperjuangkan kemerdekaan sejati akhirnya hanya berdaulat secara politik dan hidup dalam penjajahan ekonomi, budaya dan sosial dari kuasa kapitalisme global.   

Kita harus mengakui bahwa banyak orang di kalangan kita percaya kemerdekaan akan ada suatu saat nanti, sebagai anugerah dari Tuhan, atau penggenapan firman Tuhan! Saudara-saudara, bila ia adalah pemimpin perjuangan, janganlah mempercayai dia karena filosofinya itu.  Juga bila salah seorang ataupun beberapa diantara kita,  percaya kemerdekaan akan diberikan oleh negara Amerika Serikat, Belanda, Inggris, negara-negara Pasifik, atau United Nations (PBB), jangalah kau diperdayai dan ditipu.

Tak ada kemerdekaan tanpa harga. Kemerdekaan tidak gratis. Penegakannya tidak  segampang menerima karena diberi.  Itu semua menipu dan mematikan mental dan semangat orang Papua maju merebut kemerdekaan bangsanya sendiri!

Kemerdekaan Papua yang diperjuangkan adalah kemerdekaan yang diperjuangkan oleh segenap rakyat Papua secara bersama-sama dengan cara bangsa Papua sendiri, dengan segala daya-upaya yang ada pada diri bangsa Papua sendiri. Kemerdekaan ini mempercayai kekuatan sendiri untuk mencapai kemerdekaannya dan  tidak menggantungkan harapan pada  bantuan dari pihak luar. Bangsa Papua harus yakini, mereka mampu membuat diri mereka sebagai bangsa Papua itu merdeka dan berdaulat 100% di atas tanahnya secara utuh dan penuh.

Maka kemerdekaan jenis ini diperjuangkan atas dasar kesadaran akan situasi penjajahan. Kesadaran itulah yang membuat api revolusi bangkit, di bawah bendera keyakinan akan hari esok yang lebih baik bagi anak dan cucu-cicitnya kelak di atas genangan darah dan tulang belulangnya. Kemerdekaan jenis ini mengandalkan aksi massa rakyat tertindas. Kemerdekaan jenis ini melahirkan para pemimpinnya yang tidak berbeda kelas dengan rakyat yang dipimpinnya. Mereka senasib di jalan-jalan, mereka sependeritaan di penjara-penjara penjajah, mereka sehidup-semati di garis batas pertempuran. Para pemimpinnya bukan sekelompok elite yang memerintah ini dan itu tanpa bersama-sama rakyat merasakan bergerakan yang sesungguhnya di bawah tering matahari, guyuran hujan dan dengan perut kelaparan hanya demi merdeka!

Mereka percaya kepada massa rakyat tertindas, massa aksi daripada barisan-barisan rakyat dari berbagai kesatuan yang berderap langkahnya menuju titik kemerdekaan itu. Maka hakikat kemerdekaan yang utuh dan penuh adalah bila masyarakat tertindas dari golongan kelas menengah dan bawah dilepaskan dari kukungan penjajahan: tanah mereka diberi/dikembalikan, hak hidup dijamin, punya akses sebagai manusia, setara dengan kelas ekonomi menengah dan atas.

Potret Dunia
Sejak semula pula dunia kita mengetahuai pertentangan dua paham raksasa: kapitalisme dan sosialisme/komunisme.

Banyaklah pula negara-negara yang menganut salah satu dari kedua sistem ini. Banyaklah  juga yang menerima dan menggabungkan kedua paham ini dalam praktek membangun kehidupan yag baik bagi rakyatnya di masing-masing negara.  Dan ukuran untuk menilai baik dan kurang cocoknya dua paham ini untuk Papua terletak kepada kondisi kebangsaan kita saat ini.

Maka konon karena itu pula, banyak negara-negara merdeka, termasuk Indonesia dibuat bertekuk lutut oleh negara-negara penganut paham kapitalisme di bawah pimpinan Amerika Serikat. Indonesia adalah contoh nyata, melalui gerakan 30 September, kapitalis kembali berdaulat penuh menjajah negara dan bangsa Indonesia, yang berdampak juga pada masuknya praktek paham kapitalisme itu di tanah air kita, Papua Barat.

Maka kapitalis sebagai champion dunia dengan aktivitasnya memproduksi barang dan jasa, baik yang penting juga yang tidak. Melalui pendidikan di negara-negara di semua belahan dunia, mereka mendoktrin bahwa hanya modal dan kapital sajalah yang mampu menyelamatkan dunia menuju kemakmuran dunia.

Sementara konon terdengar oleh kita, pengaruh hegemoni kapitalisme global itu sudah  masuk kepada nadi transformasi dunia: dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan, tekonlogi dan industri, perkembangan paham dan penyebarannya, hingga pada soal klasik, mencari daerah baru yang kaya sumber alam sebagai sumur bahan baku bagi industri dan pabrik milik mereka.

Maka dunia pada sisi usaha, dilpomasi dan hubungan antar negara dengan berbagai implementasi hubungan kekerabatannya dengan negara-negara lain mencoba membangun hubungan ekonomi untuk kelanjutan usaha, pabrik, industri dan lain-lain.

Bayangkan bila negara-negara yang kaya Sumber Alam seperti Papua menutup pintu buat negara-negara industri dan negara-negara besar. Mereka akan jatuh miskin, dan seiring perkembangan, negara-negara kecil seperti Papua yang punya sumber alam akan jadi negara-negara baru yang kaya, maju dan terkemuka di dunia. Tapi ini tidak terjadi. Negara-negara dan daerah-daerah dunia ketiga yang miskin, tersingkir, difabel, di tanah air merekalah letak sumber alam yang pada gilirannya menjadi perebutan kuasa kapitalisme. Mereka (negara kecil dan berkembang) –sadar/tidak-  telah menjadi roh yang menumbuhkan dan membesarkan  Amerika Serikat dan kapitalisme itu sendiri.
Persekongkolan dan hubungan-bungungan antar negara-negara secara umum lebih didorong oleh latar belakang ekonomi. Negara-negera kelas satu: negara industri, negara-negara dengan perkembangan SDM dan Iptek yang mumpuni telah dan sedang menjadikan negara-negara kelas dua: negara berkembang, dengan sumber daya alam yang masih kaya sebagai kumpulan negara yang berada di dalam lingkaran pengaruhnya, hanya dengan kepentingan  pabrik-pabriknya tetap mengepulkan asap.

Maka antara negara yang memberi pengaruh dan negara-negara yang berada dalam lingkaran pengaruhnya baik langsung maupun tak langsung akan ada hubungan-hubungan. Secara langsung adalah dengan cara terang-terangan. Misal: dengan penanaman modal asing Amerika di Indonesia. Secara tidak langsung, yakni dengan menjalankan desain prosedur dengan jalan penciptaan struktur dan sistem untuk menghasilkan situasi dan kondisi seperti yang diinginkan negara pemberi pengaruh itu sendiri, sehingga kebijakan yang diambil negara-negara yang dalam lingkaran pengaruhnya sejalan dengan target dari rangsangan  negara-negara kelas satu tadi.

Tekad dan Keberanian
Padamu angkatan muda, perikop ini kutulis. Mereka yang tua akan berpikir tentang keluarga dan makan-minum istri-anak. Mereka yang anak-anak dan remaja masih sibuk mengurus pendidikan untuk berpengetahuan guna memahami hidup.

Padamu angkatan muda, generasi muda Papua: Lihatlah derita dan tangisan rakyatmu ini. Kini kaulah yang harus berkomitmen dan memiliki tekad yang bulat untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat hingga tiang bendera tetap berdiri mengibarkan Sang Bintang Kejora. Tekadmu yang setegar batu karang akan melahirkan barisan panjang anak muda Papua yang bertekad sama.

Tekadmu akan melahirkan keberanian untuk menanggung dan menerima segara konsekwensi daripada jalan yang kaupilih: menjadi angkatan muda Papua menegak hak kemerdekaan Bangsa Papua. Ini konsekwensi logis daripada pilihanmu: dipukul, disiksa, ditembak, dipenjara, bahkan dibunuh. Sudah sanggupkah menanggungnya? Katakan sanggup! Katakan sanggup dengan segenap jiwamu! Maka tanah air Papua mendengar bulat tekadmu.

Ujian datang dalam waktu dekat ini. Angkatan muda Papua akan diuji mental, keberanian dan persatuannya. Apakah angkatan muda Papua serius, sekali lagi, serius memperjuangkan kemerdekaan Papua? Apakah angkatan muda Papua akan tetap setia di garis juang dalam materi dan aksi dalam payung ULMWP, melalui berbagai organisasi dan faksi perjuangan menuju merdeka? Apakah angkatan muda Papua akan jadi seperti kelompok diplomat yang bicara saja? Apakah angkatan muda Papua akan jadi seperti kelompok anak kecil yang maju dengan berani tapi akhirnya lari terbirit-birit bila peluru berdesing?

Saya percaya anak-anak muda Papua punya tekad dan keberanian. Sata tahu, angkatan muda Papua tidak takut mati, tak takut pada peluru, siksaan, pukulan.  Saya tahu, angkatan muda Papua selalu  ingin Papua merdeka 100% di atas daya upaya sendiri. Saya percaya, angkatan muda Papua percaya pada massa rakyat Papua untuk mencapainya.

Merdeka!!!


*) Penulis adalah aktivis Papua. 
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Selangkah, dimuat kembali untuk tujuan pembelajaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar